Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

260. Chapter on the Prohibition of Lying

260- BAB PENGHARAMAN DUSTA

en

Allah Almighty says: {Do not follow that of which you have no knowledge} [Surat al-Isrā’: 36] And He says: {Not a single word he utters but there is with him a vigilant watcher, ready [to record it].} [Surat Qāf: 18]

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Isrā`: 36) Dia juga berfirman, "Tidak ada suatu kata pun yang diucapkan melainkan di sisinya ada malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qāf: 18)

en

1542/1- Ibn Mas‘ūd (may Allah be pleased with him) reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Indeed, truthfulness leads to righteousness, and righteousness leads to Paradise; a man continues to tell the truth until he is written as truthful with Allah. And indeed, lying leads to wickedness, and wickedness leads to Hell; a man continues to lie until he is written as a liar with Allah.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

1/1542- Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sungguh kejujuran mengarahkan kepada kebajikan dan kebajikan mengarahkan kepada surga. Seseorang akan senantiasa bersikap jujur hingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sungguh kedustaan mengarahkan kepada keburukan dan keburukan mengarahkan kepada neraka. Seseorang akan senantiasa berdusta hingga ditulis di sisi Allah sebagai pendusta." (Muttafaq 'Alaih)

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

Righteousness: the term Birr used in the Hadīth (and translated as righteousness) is a noun comprising all aspects of good.

البِرّ (al-birr): istilah yang mencakup untuk semua kebaikan.

en

Wickedness: the term Fujoor used in the Hadīth (and translated as wickedness) is a noun comprising all aspects of evil.

الفُجُوْرَ (al-fujūr): perbuatan-perbuatan buruk.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The Hadīth warns against lying and persisting in it because it is a cause for all evil.

1) Peringatan dari melakukan dusta dan terus-menerus melakukannya karena dusta adalah sebab semua keburukan.

en

2) Paradise is the abode of good deeds, and Hell is the abode of evil deeds.

2) Amal saleh akan bermuara di dalam surga yang penuh kenikmatan, sedangkan perbuatan buruk tempatnya adalah di neraka Jahim.

en

1543/2- ‘Abdullah ibn ‘Amr ibn al-‘Ās (may Allah be pleased with him and his father) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever has the following four (traits) is a sheer hypocrite, and whoever has one trait of them has one of the traits of hypocrisy until he gives it up: whenever he is entrusted, he betrays the trust; whenever he speaks, he tells a lie; whenever he makes a covenant, he proves treacherous; and whenever he quarrels, he behaves in a shameless insulting manner.” [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

2/1543- Abdullah bin 'Amr bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ada empat sifat, siapa yang memiliki keempatnya maka dia seorang munafik tulen, dan siapa yang pada dirinya terdapat salah satu dari keempat sifat itu maka dalam dirinya terdapat satu sifat kemunafikan hingga dia meninggalkannya; yaitu berkhianat apabila dipercaya, berdusta apabila berbicara, ingkar apabila berjanji, dan keluar dari kebenaran apabila berselisih." (Muttafaq 'Alaih)

en

It was previously explained with a similar Hadīth reported by Abu Hurayrah in the chapter addressing the honoring of promises.

Hadis ini telah dijelaskan sebelumnya bersama hadis Abu Hurairah yang semakna dengannya dalam Bab Memenuhi Perjanjian.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The Hadīth warns against copying the qualities of the hypocrites, one of which is lying.

1) Peringatan dari perbuatan menyerupai perangai orang-orang munafik, di antaranya; berdusta bila berbicara.

en

2) The worst and gravest type of lying is to lie about Allah Almighty and His Messenger (may Allah’s peace and blessings be upon him) by speaking about the religion without knowledge and introducing newly invented matters to it. {Who does greater wrong than the one who fabricates lies against Allah or says, “A revelation has come to me” – whereas nothing has been revealed to him, or the one who says, “I can send down the like of what Allah has sent down.”}

2) Dusta yang paling besar adalah berdusta mengatasnamakan Allah -Ta'ālā- dan Rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, yaitu dengan berbicara agama tanpa ilmu dan membuat bidah di dalamnya; "Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, 'Telah diwahyukan kepadaku,' padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata, 'Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.'” (QS. Al-An'ām: 93)

en

1544/3- Ibn ‘Abbās (may Allah be pleased with him and his father) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Whoever claims to have seen a dream that he did not truly see will be commanded [on the Day of Judgment] to tie two grains of barley together, and he will not be able to do so. Whoever eavesdrops on people’s conversation when they dislike that, will have molten copper poured in his ears on the Day of Judgment. And whoever makes an image will be punished and will be told to breathe life into it, and he will not be able to do so.” [Narrated by Al-Bukhāri]

3/1544- Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Siapa yang mengaku melihat mimpi yang tidak pernah dilihatnya, dia akan dibebani mengikat antara dua biji gandum, dan dia tidak akan mampu melakukannya. Siapa yang mencuri dengar pembicaraan suatu kaum padahal mereka tidak menyukainya, kelak pada hari Kiamat akan dituangkan di kedua telinganya timah yang telah dilelehkan. Siapa yang membuat sebuah gambar (bernyawa), dia akan disiksa dan dibebani untuk meniupkan padanya ruh, dan dia tidak akan mampu melakukannya." (HR. Bukhari)

en

-- --

تَحَلَّمَ (taḥallama): ia mengaku bahwa dia telah bermimpi dalam tidurnya dan melihat sesuatu, padahal dia berdusta. الآنُك (al-ānuk), dengan mad dan mendamahkan "nūn", dan setelahnya "kāf" tanpa ditasydid, yaitu: timah yang dilelehkan.

en

1545/4- Ibn ‘Umar (may Allah be pleased with him and his father) reported that the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “The most tremendous lie is that a man claims that his eyes have seen (in a dream) what they have not seen.” [Narrated by Al-Bukhāri]

4/1545- Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kebohongan yang paling bohong adalah jika seseorang mengaku melihat apa yang tidak pernah dilihat kedua matanya." (HR. Bukhari)

en

The meaning is that one says, “I saw a dream,” when he really did not.

Maksudnya, dia mengatakan, "Aku melihat", pada sesuatu yang tidak pernah dilihatnya.

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

الفِرَىٰ (al-firā), bentuk jamak dari "الفِرْيَةُ" (al-firyah), yaitu kebohongan besar yang membuat kagum.

en

Guidance from the Hadiths:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) Lying about dreams is prohibited and one of the worst types of lying, because it is a lie about Allah Almighty and about people.

1) Pengharaman dusta dalam persoalan mimpi. Ini termasuk kedustaan paling besar karena merupakan kedustaan yang mengatasnamakan Allah -'Azza wa Jalla- sekaligus sebagai kedustaan kepada manusia.

en

2) As you sow, so shall you reap; as he will be punished by being ordered to do something that he can never do, just as he said something that did not happen.

2) Balasan setimpal dengan jenis perbuatan, yaitu sebagaimana dia mengabarkan kedustaan maka dia dihukum dengan sesuatu yang mustahil dia kerjakan.

en

1546/5- Samurah ibn Jundub (may Allah be pleased with him) reported: “The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) would frequently say to his Companions: “Did anyone of you have a dream?’ So dreams would be narrated to him by those whom Allah willed to narrate. One morning, he said to us: ‘Last night, I had a vision in which two visitors came to me, woke me up, and said to me: “Let us go!” So I set out with them. We came across a man lying down and another man was standing over his head holding a big rock. He was throwing the rock at the man’s head, smashing it. When it struck him, the stone rolled away and he (the thrower) followed it and picked it up. No sooner had he returned to the (first) man than his head was restored to its former state. The thrower then did the same as he had done before. I said to my two companions: “Subhān-Allah (Glory be to Allah)! Who are these?” They said: “Let us go, let us go!” So we proceeded on and came to a man lying flat on his back with another man standing over his head with an iron hook. He would put the hook in one side of the man’s mouth and tear off that side of his face to the back of the neck and similarly tear his nose from front to back and his eyes from front to back. Then he turned to the other side of the man’s face and did just as he has done with the first side. He had hardly completed that side when the first returned to its normal state. I said to my two companions: “Subhān-Allah! Who are these?” They said: “Let us go, Let us go!” So we proceeded on and came across something like a furnace. I (the narrator) think that he (the Prophet) said: ‘There was a lot of noise and voices in that furnace. We looked into it and saw naked men and women, and a flame was reaching up to them from underneath, and when it reached them they cried out loudly. I asked: “Who are these?” They said to me: “Let us go, Let us go!” So we proceeded on and came across a river.’ I (the narrator) think he said: ‘…red, like blood.’ He (the Prophet) added: ‘...and in the river, there was a man swimming, and on the bank, there was a man who had collected many stones. While the other man was swimming, the first man went up to him. The former opened his mouth and the latter on the bank threw a stone into his mouth, he then went on swimming again. Then again, he (the swimmer) returned to him (the man on the bank), and every time the former returned, he opened his mouth and the latter threw a stone into his mouth; the process was repeated. I asked my two companions: “Who are these?” They replied: “Let us go, Let us go!” We proceeded on until we came to a man with a repulsive appearance; the most repulsive appearance you ever saw a man having! Beside him there was a fire and he was kindling it and running around it. I asked my two companions: “Who is this (man)?” They said to me: “Let us go, let us go!” So we proceeded on until we reached a garden of deep green dense vegetation with all sorts of spring flowers. In the middle of the garden there was a very tall man and I could hardly see his head due to his towering height. Around him there were children in such an enormous number as I have never seen. I said to my two companions: “Who is this?” They replied: “Let us go, let us go!” So we proceeded on until we came to a majestic, huge garden, greater and better than any garden I have ever seen. My two companions said to me: “Go up!” So I went up. So we ascended until we reached a city built of gold and silver bricks, and went to its gate and asked (the gatekeeper) to open the gate, and it was opened. We entered the city and found there men with one side of their bodies as handsome as the most handsome person you have ever seen, and the other side as ugly as the ugliest person you have ever seen. My two companions told those men to throw themselves into the river. There was a river flowing across (the city) and its water was milky white. The men went and threw themselves in it and returned to us after their ugliness had disappeared, and they came in the best of shapes.’ He (the Prophet) further added: ‘My two companions said to me: “This place is Jannat ‘Adn (Paradise of Eden), and that is your palace.” I looked up and there I saw a palace like a white cloud. My two companions said to me: “That palace is your residence.” I said to them: “May Allah bless you both! Let me enter it.” They replied: “You will not enter it now, but you shall enter it (one day).” I said to them: “I have seen many wonders tonight. What does all that I have seen mean?” They replied: “We will tell you: As for the first man you came upon, whose head was being smashed with the rock, he was a man who learns the Qur’an and discards it, and who sleeps neglecting the obligatory prayers. As for the man you came upon, who was having the sides of his mouth, nostrils, and eyes torn off from front to back, he was a man who leaves his house in the morning and tells lies that are then spread all over the world. Those naked men and women you saw in the furnace, they are the adulterers and adulteresses. The man who was given a stone to swallow was the eater of Riba (usury), and the repulsive-looking man you saw near the fire, kindling it and going around it, was Mālik, the gatekeeper of Hell. The tall man you saw in the garden was Abraham (may Allah’s peace and blessings be upon him), and the children around him are those who died upon the Fitrah (the innate faith of monotheism).”’ According to Al-Barqāni’s narration: “…were those who were born upon the Fitrah” The narrator added: “Some Muslims asked the Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him): ‘O Messenger of Allah! What about the children of the polytheists?’ He replied: ‘And also the children of the polytheists.’ The Prophet (may Allah’s peace and blessings be upon him) then said: ‘My two companions added: “The people you saw who were half handsome and half ugly were those who had both good deeds and evil deeds, but Allah forgave them.’” [Narrated by Al-Bukhāri]

5/1546- Samurah bin Jundub -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sering berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Apakah ada salah seorang di antara kalian yang bermimpi?" Kemudian berceritalah kepada beliau siapa yang Allah kehendaki bercerita. Suatu pagi, beliau bercerita kepada kami, "Semalam aku didatangi oleh dua malaikat. Keduanya berkata, 'Ayo, berangkat!' Aku pun berangkat bersama keduanya. Kami melewati seorang laki-laki yang berbaring, dan ternyata ada yang lain berdiri di atasnya dengan membawa batu besar lalu menjatuhkan batu tersebut di kepalanya sehingga kepalanya pecah dan batu itu menggelinding ke sini. Orang itu mengejar batu itu dan mengambilnya. Dia tidak kembali kepadanya kecuali setelah kepalanya sembuh seperti sedia kala. Setelahnya dia kembali kepadanya dan melakukan seperti yang dia lakukan di kali sebelumnya." Beliau melanjutkan, "Aku bertanya kepada keduanya, 'Subḥānallāh! Siapa dua orang ini?' Namun kedua malaikat itu berkata kepadaku, 'Ayo, berangkat. Berangkat lagi.' Kami kemudian berjalan dan melewati seseorang yang terlentang di atas tengkuknya, dan ternyata ada seorang yang lain berdiri di atasnya sambil membawa pengait besi; dia pergi ke salah satu sisi wajahnya lalu memotong-motong ujung mulutnya hingga tengkuk, hidungnya hingga tengkuk, dan matanya hingga tengkuk. Kemudian dia berpindah ke sisi wajahnya yang lain dan melakukan seperti yang dia lakukan pada sisi yang pertama. Belum dia selesai dari sisi yang itu, kecuali sisi yang pertama telah sembuh seperti sedia kala. Kemudian dia kembali kepadanya dan melakukan seperti yang dia lakukan di kali sebelumnya." Beliau melanjutkan, "Aku bertanya, 'Subḥānallāh! Siapa dua orang ini?' Namun keduanya berkata kepadaku, 'Ayo, berangkat. Berangkat lagi.' Kami kemudian berjalan dan melewati suatu tempat seperti tungku." Aku mengira beliau bersabda, "Ternyata di dalamnya terdengar gaduh dan bermacam suara. Lantas kami menengok ke dalamnya, ternyata ada banyak laki-laki dan wanita telanjang, dan ternyata kobaran api datang kepada mereka dari bawah mereka. Jika kobaran api itu datang, mereka berteriak meraung. Aku bertanya, 'Siapa orang-orang ini?' Namun keduanya berkata kepadaku, 'Ayo, berangkat. Berangkat lagi.' Kami kemudian berjalan lalu melewati sebuah sungai." Seingatku kira-kira beliau bersabda, "Sungai merah seperti darah. Ternyata di sungai itu ada seorang laki-laki yang berenang, dan ternyata di tepi sungai ada seorang yang lain yang telah mengumpulkan banyak batu di dekatnya. Apabila orang yang berenang itu berenang seperti yang dia inginkan, setelah itu dia datang ke laki-laki yang mengumpulkan batu itu lalu membuka mulutnya kepadanya dan orang itu memasukkan batu ke mulutnya. Lantas dia bangkit lalu berenang kemudian kembali lagi kepadanya. Setiap kali kembali, dia membuka mulutnya kepadanya dan orang itu menyuapinya batu. Aku bertanya kepada kedua malaikat itu, 'Siapa dua orang ini?' Namun keduanya berkata kepadaku, 'Ayo, berangkat. Berangkat lagi.' Kami kemudian berjalan lalu melewati seseorang yang buruk rupa, atau seperti laki-laki paling buruk rupa yang pernah engkau lihat. Ternyata dia memiliki api yang terus dia nyalakan dan dia berjalan di sekelilingnya. Aku bertanya kepada kedua malaikat itu, 'Siapa orang ini?' Namun keduanya berkata kepadaku, 'Ayo, berangkat. Berangkat lagi.' Kami kemudian berjalan lalu melewati sebuah taman yang memiliki pohon-pohon yang tinggi dan banyak. Semua jenis bunga ketika musim semi ada padanya. Ternyata di tengah-tengah taman itu terdapat seseorang yang jangkung, nyaris aku tidak bisa melihat tinggi kepalanya ke atas. Dan ternyata di sekeliling laki-laki itu terdapat banyak anak-anak, belum pernah sama sekali aku melihat anak-anak sebanyak itu. Aku bertanya, 'Siapa orang ini? Dan siapa anak-anak itu?' Namun kedua malaikat itu berkata kepadaku, 'Ayo, berangkat. Berangkat lagi.' Kami kemudian berjalan lalu melewati sebuah pohon besar, belum pernah sama sekali aku melihat yang lebih besar maupun lebih indah darinya. Keduanya berkata kepadaku, 'Naiklah padanya!' Kami pun naik menuju sebuah kota yang dibangun dengan batu bata dari emas dan dari perak. Kami tiba di pintu kota dan minta dibukakan. Maka pintu pun dibuka untuk kami, dan kami segera masuk. Kami disambut oleh beberapa orang yang separuh tubuhnya seperti pemandangan paling bagus yang pernah engkau lihat, dan separuhnya seperti pemandangan paling jelek yang pernah engkau lihat. Keduanya mengatakan kepada mereka, 'Pergilah dan masuklah di sungai itu.' Ternyata sungai itu adalah sungai yang mengalir terbentang, airnya sangat putih seperti susu murni. Mereka pun pergi lalu masuk ke dalam sungai itu, kemudian mereka kembali kepada kami sementara pemandangan yang buruk itu telah hilang dari mereka, bahkan mereka menjadi manusia paling bagus rupanya." Beliau melanjutkan, "Keduanya berkata kepadaku, 'Ini adalah surga 'Adn, dan ini tempat tinggalmu!' Pandanganku naik menatap ke atas, ternyata sebuah istana seperti awan putih. Keduanya berkata, 'Itu adalah tempat tinggalmu!' Aku berkata kepada keduanya, 'Semoga Allah memberkahi kalian berdua. Kalau begitu, perkenankanlah aku memasukinya!' Keduanya menjawab, 'Kalau sekarang, belum waktunya. Namun engkau pasti akan memasukinya!' Aku berkata, 'Semenjak malam ini aku telah melihat peristiwa-peristiwa aneh. Apa sebenarnya yang telah aku lihat itu?' Keduanya berkata, 'Ketahuilah, sungguh kami akan memberitahukanmu. Adapun laki-laki pertama yang engkau lewati dalam keadaan kepalanya dipecah dengan batu, dia seorang penghafal Al-Qur`ān, namun dia menolaknya dan tidur sampai meninggalkan salat wajib. Adapun laki-laki yang engkau lewati sedang dipotong-potong ujung mulutnya hingga tengkuk, hidungnya hingga tengkuk, dan matanya hingga tengkuk, dia itu adalah orang yang keluar dari rumahnya lantas berdusta dengan kedustaan yang menembus cakrawala. Adapun para laki-laki dan perempuan yang telanjang dalam bangunan seperti tungku, mereka adalah pezina laki-laki dan pezina perempuan. Adapun laki-laki yang engkau lewati sedang berenang di sungai dan disuapi dengan banyak batu, dia itu adalah pemakan riba. Adapun laki-laki yang buruk pemandangannya yang menyalakan api dan berjalan di sekelilinginya, itu adalah malaikat Mālik, penjaga Jahanam. Adapun laki-laki jangkung yang berada di dalam taman, dia adalah Ibrahim -'alaihis-salām-, sedangkan anak-anak di sekelilingnya adalah semua anak yang meninggal di atas fitrah.'" -Dalam riwayat Al-Barqāniy: semua anak yang lahir di atas fitrah-. Lantas sebagian sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah! Juga anak-anak orang musyrik?" Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Juga anak-anak orang musyrik!" Beliau melanjutkan, "Adapun orang-orang yang separuh tubuhnya bagus dan separuhnya lagi jelek, mereka adalah orang-orang yang mencampuradukkan amal saleh dengan amal lain yang jelek, lantas Allah mengampuni mereka." (HR. Bukhari)

en

According to another narration by Al-Bukhāri: The Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Last night, two men came to me and took me to a sacred land.” He then related the same (as the first narration) and said: “After walking for a while, we came upon a pit, like an oven, narrow at the top and wide at the bottom, with a fire raging under it. When the flames rose up, they (the people in it) also rose up until they were about to come out of it, and when the fire subsided, they too would go down with it. There were naked men and women inside it.” In this narration, we also find: “We came upon a river of blood,” and the narrator was not doubtful: “... a man was in it, and another man was standing on its bank with stones in front of him. Whenever the man in the river wanted to come out, the other one threw a stone into his mouth which made him retreat to his original position... ” In this narration, we also find: “They made me climb the tree and they made me enter an abode so beautiful, the like of which I have never seen before... Therein were men, old and young.” In this narration, we also find: “As for the one whose cheek you saw being torn away, he was a liar and he used to tell lies, and the people would report those lies on his authority until they spread all over the world. So he will be punished like that until the Day of Resurrection... The one whose head you saw being crushed is a man whom Allah had given knowledge of the Qur’an, but he used to sleep at night (meaning: he did not recite it then) and he did not act upon it (meaning: act upon its orders, etc.) by day. So this punishment will go on until the Day of Resurrection. The first house you entered was the abode of the believers in general and the other house was the abode of the martyrs. I am Jibrīl (Gabriel), and this is Mīkā’īl (Michael). Raise your head.” I looked up and saw something like clouds. They said to me: “That is your abode.” I said: “Let me enter it.” They said: “You have not completed your life term yet. When you do, you will certainly enter it.“ [Narrated by Al-Bukhāri]

Dalam riwayat Bukhari yang lain, "Semalam aku bermimpi melihat dua malaikat dalam rupa laki-laki datang kepadaku lalu membawaku keluar menuju negeri yang suci ..." Beliau bersabda, "Kemudian kami berjalan menuju lubang seperti tungku, bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya luas, apinya menyala di bawahnya. Bila api itu berkobar naik, mereka pun naik sampai hampir keluar. Namun bila kobaran api itu reda, mereka kembali lagi ke dalamnya. Di dalamnya berisi laki-laki dan perempuan yang telanjang." Dalam riwayat tersebut disebutkan, "Hingga kami melewati sebuah sungai darah -perawi tidak ragu- di sana seorang laki-laki berdiri di tengah sungai. Sementara di tepi sungai ada laki-laki lain, di hadapannya banyak batu. Kemudian laki-laki yang ada di tengah sungai datang ke pinggir; bila dia hendak keluar, laki-laki itu melemparkan batu ke mulutnya lalu mengembalikannya ke tempatnya semula. Begitu seterusnya, setiap kali dia merapat untuk keluar, laki-laki itu melemparkan batu ke mulutnya lalu dia kembali ke tempatnya semula." Dalam riwayat tersebut disebutkan, "Kemudian keduanya membawaku naik ke pohon tersebut lalu membawaku masuk ke sebuah rumah, belum pernah sama sekali aku melihat yang lebih bagus darinya. Di dalamnya terdapat sejumlah laki-laki, tua dan muda." Dalam riwayat tersebut disebutkan, "Laki-laki yang engkau lihat mulutnya disobek, dia adalah seorang pendusta. Dia menyebutkan kedustaan lalu kedustaannya itu dibawa hingga seantero cakrawala, maka dia disiksa seperti yang engkau lihat hingga hari Kiamat." Dalam riwayat tersebut juga disebutkan, "Laki-laki yang engkau lihat kepalanya dipecah adalah laki-laki yang Allah telah ajarkan Al-Qur`ān, lalu dia tidur meninggalkannya ketika waktu malam serta tidak mengamalkannya di waktu siang, maka dia disiksa demikian hingga hari Kiamat. Rumah pertama yang engkau masuki adalah tempat tinggal orang-orang beriman pada umumnya. Sedangkan rumah ini, ini adalah tempat tinggal para syahid. Aku adalah Jibril, sedangkan ini adalah Mikail. Sekarang, angkatlah kepalamu." Aku pun segera mengangkat kepalaku, ternyata di atasku istana seperti awan. Keduanya berkata, "Itu adalah tempat tinggalmu." Aku berkata, "Perkenankan aku masuk ke dalam tempat tinggalku." Keduanya menjawab, "Sungguh umurmu masih tersisa yang belum engkau habiskan. Bila engkau telah menghabiskannya, engkau pasti akan mendatangi tempat tinggalmu ini." (HR. Bukhari)

en

-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

يَثْلَغ رَأْسَهُ (yaṡlagu ra`sahu), dengan "ṡā`" dan "gain", maksudnya: memecah kepala dan membelahnya. يَتَدَهْدَه (yatadahdahu): ia menggelinding. الكَلُّوبُ (al-kallūb), dengan memfatahkan "kāf" dan menḍammahkan "lām" yang bertasydid, yaitu: pengait. فَيُشَرْشِرُ (fa yusyarsyir): ia dipotong-potong. ضَوْضَوْا (ḍawḍaw), dengan dua huruf "ḍād", maksudnya: mereka berteriak. يَفْغَرُ (yafgaru), dengan "fā`" dan "gain", maksudnya: ia membuka. المرآة (al-mar`āh), dengan memfatahkan "mīm", maksudnya: rupa, pemandangan. يَحُشّها (yaḥusysyuhā), dengan memfatahkan "yā`", mendamahkan "ḥā`", dan setelahnya huruf "syīn", maksudnya: ia menyalakannya. رَوْضَةٍ مُعْتَمَّةٍ (rauḍah mu'attamah), dengan mendamahkan "mīm", mensukunkan "'ain", lalu memfatahkan "tā`" dan mentasydid "mīm", maksudnya: taman yang memiliki banyak pohon yang tinggi. دَوْحَةٌ (dauḥah), dengan memfatahkan "dāl", mensukunkan "wāw" serta dengan huruf "ḥā`", yaitu: pohon yang besar. المَحْضُ (al-maḥḍ), dengan memfatahkan "mīm", mensukunkan "ḥā`", dan dengan "ḍād", yaitu: susu (murni). فَسَمَا بَصَرِي (fa samā baṣarī): pandanganku naik. صُعُداً (ṣu'udan), dengan mendamahkan "ṣād" serta "'ain", maksudnya: tinggi. الرَّبَابَةُ (ar-rabābah), dengan memfatahkan "rā`" dan dengan dua huruf "bā`", artinya: awan.

en

Words in the Hadīth:

Kosa Kata Asing:

en

--

شِدْقُهُ (syidquhu): sisi mulut.

en

--

فَاهُ (fāhu): mulutnya.

en

--

نَوْرُ الرَّبِيْعِ (naur ar-rabī'): bunga ketika pertama kali tumbuh.

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The Hadīth warns against missing the obligatory prayer on account of sleep.

1) Peringatan dari tidur meninggakan salat wajib.

en

2) Highlighting the severe punishment of the liar who walks about with his lie and spreads corruption along with it.

2) Menjelaskan siksaan berat bagi pembohong yang berusaha menyebarkan kerusakan bersama kebohongannya.

en

3) The Hadīth warns against Zina (adultery), Riba (usury), and deliberate lying as they are all destructive sins.

3) Peringatan dari zina dan riba serta sengaja berdusta karena merupakan dosa-dosa yang membinasakan.

en

4) It is out of Allah’s mercy that he forgives on the Day of Reckoning a slave whose good deeds and bad deeds are equal.

4) Di antara rahmat dan karunia Allah -'Azza wa Jalla- kepada hamba-Nya ketika hisab adalah bahwa orang yang setara kebaikan dan keburukannya akan dimaafkan oleh Allah.