Terjemahan yang Berlaku English عربي
en

263. Chapter on Highlighting the Strict Prohibition of False Testimony

263- BAB PENJELASAN KERASNYA PENGHARAMAN KESAKSIAN PALSU

en

Allah Almighty says: {and shun the words of falsehood} [Surat al-Hajj: 30] And He says: {And do not follow that of which you have no knowledge} [Surat al-Isrā’: 36] And He says: {Not a single word he utters but there is with him a vigilant watcher, ready [to record it].} [Surat Qāf: 18] And He says: {Indeed, your Lord is ever vigilant.} [Surat al-Fajr: 14] And He says: {And those who do not witness falsehood} [Surat al-Furqān: 72]

Allah -Ta'ālā- berfirman, "Dan jauhilah perkataan dusta." (QS. Al-Ḥajj: 30) Dia juga berfirman, "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Isrā`: 36) Dia juga berfirman, "Tidak ada suatu kata pun yang diucapkan melainkan di sisinya ada malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qāf: 18) Dia juga berfirman, "Sungguh, Rabb-mu benar-benar mengawasi." (QS. Al-Fajr: 14) Dia juga berfirman, "Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu." (QS. Al-Furqān: 72)

en

Guidance from the verses:

Pelajaran dari Ayat:

en

False testimony: to give testimony contrary to what happened in reality.

1) Kesaksian palsu adalah memberikan kesaksian pada perkara dengan kesaksian yang menyelisihi fakta.

en

2) Giving a false testimony is prohibited because it is one of the gravest major sins; it is included in the {words of falsehood} mentioned in the verse.

2) Pengharaman kesaksian palsu karena itu merupakan dosa besar yang paling besar, dan masuk dalam perkataan dusta.

en

3) Refraining from giving false testimony is one of the characteristics of the pious slaves of the Most Merciful.

3) Meninggalkan kesaksian palsu termasuk sifat hamba-hamba Ar-Raḥmān yang bertakwa.

en

1550/1- Abu Bakrah (may Allah be pleased with him) reported that the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) said: “Shall I inform you of the gravest major sins?” We said: “Yes, please do, O Messenger of Allah?” He said: “Associating partners with Allah, and undutifulness to parents.” He was reclining, so he sat up and said: “Beware of making a false statement!” He kept repeating it until we wished he would stop. [Narrated by Al-Bukhāri and Muslim]

1/1550- Abu Bakrah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa-dosa besar yang paling besar?" Beliau mengulanginya tiga kali. Kami menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua." Sebelumnya beliau duduk bersandar, lalu beliau duduk dan bersabda, "Ingatlah, juga perkataan palsu." Beliau terus-menerus mengulanginya sampai kami berkata, "Andai saja beliau diam (berhenti)." (Muttafaq 'Alaih)

en

Guidance from the Hadīth:

Pelajaran dari Hadis:

en

1) The Hadīth warns against making false statements; the Messenger of Allah (may Allah’s peace and blessings be upon him) coupled it with committing Shirk and undutifulness to the parents. Also, Allah Almighty says: {So shun the impurity of idolatry and shun the words of falsehood.}

1) Peringatan dari perkataan dusta, bahkan Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menggandengkannya dengan dosa kesyirikan kepada Allah dan durhaka terhadap kedua orang tua, Allah -Ta'ālā- telah berfirman, "Maka jauhilah (penyembahan) berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan dusta."

en

2) One of the tips for good teaching is for the teacher to repeat significant matters in order to be understood and for the listener to pay attention.

2) Di antara wasiat dalam ranah pendidikan yaitu mengulang-ulang pembahasan yang urgen agar dipahami serta diperhatikan oleh pendengar.